ellieve.com - Cerita di episode sebelumnya.... Ozkan lalu menceritakan kejadian yang menimpa Cihan dan mengatakan mungkin saja Cihan tidak akan selamat. Gulseren terdiam dan tak mampu menahan air matanya, Gulseren berjalan dengan pandangan hampa, Derya mendekati Gulseren dan mencoba menenangkannya.. Gulseren segera menghubungi Cansu untuk menanyakan kebenarannya. Cansu baru tiba dirumah sakit saat menerima telpon dari Gulseren. Cansu memberitahu bahwa ayahnya ditembak dan sedang dirumah sakit namun mereka memberitahu kalau ayahnya baik-baik saja. Gulseren terlihat sangat lega setelah memastikan kondisi Cihan yang sebenarnya. Derya lalu memeluk Gulseren yang sedikit lebih tenang.
Dirumah sakit, Ozan dan Cansu bertemu ayahnya yang sedang dibawa oleh para perawat untuk pindah ruangan. Cihan sudah sadar dan bisa berbicara dengan anak-anaknya. Cihan merasa lega karena bertemu dengan Cansu dan Ozan. Sedangkan Derya berbicara dengan Gulseren, mereka menembak kenapa Ozkan tau. Lalu Gulseren sadar dan curiga kalau Ozkan lah yang menembak Cihan. Gulseren semakin tidak tenang, dia tidak berani datang karena pastinya disana ada Dilara. Tak lama, Dilara dan Hazal tiba di rumah sakit, Hazal menyapa ayahnya itu lalu Cihan terdiam.
Saat Dilara dan Rahmi berbincang mengenai masalah kesehatan
Cihan, Cihan sudah lebih dulu tertidur. Ozan lalu bertanya pada Rahmi apa
kakeknya juga tidak tau mengenai siapa yang menembak ayahnya. Rahmi mengaku
tidak tau apa-apa.
Di kantor, Gulseren kelihatan tidak fokus saat menerima
telpon. Gulseren pun memutuskan untuk pergi keluar. Gulseren pergi ke tepi pantai
dan termenung lalu dia segera pergi menuju rumah sakit. Sedangkan di rumah
sakit, semua keluarga Cihan sedang berkumpul dan membahas masalah penembakan
Cihan diruang tunggu dimana Cihan dirawat. Ozan masih saja kesal pada Dilara
karena Dilara memilih pulang semalam saat ayahnya belum sadar. Merek berdebat,
Ozan marah karena sikap ibunya yang tidak peduli pada ayahnya. Dilara yang
tidak tahan meminta Ozan berhenti bicara. Dilara pusing dan memesan teh hijau
melalui telpon. Tak lama, Gulseren tiba dirumah sakit, Gulseren berjalan menuju
kamar Cihan dirawat. Dia berjalan lesu, ketika Gulseren sampai dipintu kamar
Cihan, Dilara dan Cansu menoleh melihat keberadaan Gulseren dengan terkejut.
Dilara lalu menemui Gulseren keluar dan memintanya pergi.
Dilara mengusir Gulseren karena Gulseren tidak ada hubungan apa pun dengan
keluarganya. Gulseren yang tidak bisa bicara apa-apa akhirnya pergi, Cansu segera mengejar ibu kandungnya.
Gulseren sudah lebih dulu menaiki lift untuk turun sedangkan Cansu yang
mengejar Gulseren berlari menuruni tangga darurat sambil menangis. Saat tiba dibawah,
Gulseren sudah pergi lebih dulu sebelum Cansu sampai. Ozan yang sebelumnya
mengejar Cansu mendapati Cansu di Loby rumah sakit, Ozan segera memeluk Cansu
untuk menenangkannya karena Cansu menangis histeris.
Baca juga :
Dilara marah-marah dan mengatakan pada Rahmi kenapa Gulseren
bisa tau dimana Cihan dirawat. Tak lama, Cansu datang dan mengatakan kalau
dialah yang memberitahu ibunya. Dilara marah namun Cansu tidak mau
mendengarkan. Cansu malah pergi dan meminta kakeknya memberitahu dia kalau
ayahnya bangun. Rahmi lalu meminta Ozan pergi bersama Hazal. Saat menunggu
lift, Hazal mengajak Ozan bicara dan mengajaknya nonton bioskop, Ozan tidak
menanggapi dan hanya diam saja.
Dilara lalu menghubungi Candan, dia memberitahu kalau
Gulseren bekerja disebuah perusahaan dan dia pastinya tidak memenuhi syarat
bekerja disana. Dilara yakin Cihan lah yang membantu Gulseren masuk. Lalu
Dilara meminta Candan melakukan sesuatu agar Gulseren dipecat dari
pekerjaannya. Sedangkan Cansu mendatangi kantor Gulseren dan melihat wallpaper
dilaptop Gulseren adalah foto Cansu bersama Gulseren. Cansu merasa hatinya lega
sedangkan Gulseren saat itu berada dimakam ibunya. Setelah lama menunggu, Cansu
pamit pada teman semeja Gulseren karena merasa ibunya tidak akan datang dan
menitip pesan.
Gulseren bertemu dengan Derya, Gulseren mengeluhkan kalau
dia pastinya akan dipecat dari pekerjaannya karena dia tidak memenuhi syarat
untuk bekerja diperusahaan itu. Derya meminta Gulseren tidak pesimis seperti
itu. Gulseren lalu mengatakan kalau saat ini yang terpikir olehnya adalah
tatapan Hazal yang terlihat sangat membencinya sekarang ini. Hazal menatap
seakan sangat membenci Gulseren dan itu lah yang membuat Gulseren merasa sedih
hatinya.
Post a Comment